RSS

PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK

Keberhasilan pendidikan yang dijalani seorang anak, menurut Psikolog, Bibiana Dyah Cahyani, tidak terlepas dari peran orang tua. Orang tua memiliki peranan yang penting dalam menentukan dan mengarahkan sekolah yang tepat buat anaknya. Tapi bukan suatu hal yang bijak jika pendidikan sepenuhnya diserahkan hanya pada pihak sekolah saja.
”Sebagus apapun kualitas tempat anak menuntut ilmu secara formal, orang tua tetap memiliki andil yang besar apakah pendidikan yang dijalaninya berhasil atau tidak,” ungkap Psikolog yang akrab disapa Dea ini. Melihat kondisi anak yang masih labil, Dea mengungkapkan pada dasarnya anak sering mengalami kebingungan dalam memilih sekolah yang tepat. Hal ini disebabkan anak belum mampu mempertimbangkan pendidikan model apa yang terbaik buat dirinya, maka orangtua berkewajiban mencarikan pendidikan yang terbaik buat anak-anaknya. Pendidikan yang baik tentunya sesuai dengan karakteristik anak. ”Masing-masing anak mempunyai kebutuhan berbeda untuk model pendidikannya, sesuai dengan kemampuan anak sesuai dan juga kemauan anak, dalam hal ini bukan berarti orang tua boleh memaksakan kehendaknya, tapi lebih pada memberi pengertian pada si anak sekolah apa yang cocok buat dirinya, dan prospek ke depan bagaimana dan tentunya harus paham kemampuan anak bagaimana,” jelas Dea. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangan orang tua ketika memilih sekolah, buat anak-anaknya. Misalnya saja dari fasilitas sekolah yang terdiri dari ruang kelas, lapangan olahraga, fasilitas pendukung lainnya. SDM sekolah, guru, kepala sekolah, kurikulum yang ditawarkan lokasi, dan tentu saja biaya yang dibutuhkan. ”Semakin hari biaya pendidikan semakin mahal, demikian juga penawaran berbagai model pendidikan yang harus diseleksi sesuai dengan kemampuan dan kemauan anak,” paparnya. Tapi yang pasti, menurut Dea, sebagus apapun fasilitas pendidikan dimana anak bersekolah, bukan berarti orang tua lepas tangan dan menyerahkan sepenuhnya pada orang tuanya. ”Justru pendidikan sebenarnya diperoleh anak melalui sosialisasi keluarga,” jelas Dea. Dalam keluarga ada beberapa hal yang menjadi poin penting yang perlu ditekankan pada anak, diantaranya pendidikan agama, pendidikan moral, life skill, bahkan sampai pendidikan formal. Pendidikan formal di rumah misalnya dengan adanya model homeschooling. Tips Pilih Sekolah
Minat: Faktor utama yang harus diketahui adalah minat anak. Mengetahui minta memudahkan memilih sekolah. Biaya: Pertimbangkan masalah biaya. Sebelum mendaftar tanya secara detil biaya apa saja yang kira-kira akan dikeluarkan sepanjang menuntaskan pendidikan. Prospek: Lihat prospek masa depan setelah lulus. Jangan hanya karena sedang trend maka memutuskan masuk sekolah itu. Cari tahu info tentang prospek masa depan dari jurusan yang diambil. Reputasi: Perhatikan pula fasilitas belajar-mengajarnya, kualitas lulusannya, dan bagaimana reputasi sekolah tersebut di kalangan pendidik. Status Akreditasi: Bila sekolah swasta pertanyakan status akreditasinya. Status akreditasi menentukan kemandirian suatu sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Jalur dan Jenjang Pendidikan: Saat ini banyak sekali program pendidikan dengan berbagai jangka waktu tempuh pendidikan. Untuk Indonesia, kita memiliki 2 jenjang jalur pendidikan yaitu jalur akademik (strata 1, 2, 3) serta jalur profesional (diploma 1, 2, 3). Jalur akademik menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan, sedangkan jalur profesional menekankan pada keahlian tertentu. Tapi ingat, harus bisa membedakan antara jalur diploma yang diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi dan jalur diploma yang diselenggarakan oleh lembaga kursus. Biasanya lembaga kursus akan menjaring siswanya dengan mengiming-imingi kata-kata 'setara' diploma 1, diploma 2 atau diploma 3. Hati-hati. Fasilitas Pendidikan: Hati-hatilah dengan tampilan fisik. Gedung megah dan ber-AC saja tidak cukup untuk menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Fasilitas utama yang harus kami ketahui dalam suatu sekolah adalah seberapa baik dan bagusnya fasilitas seperti laboratorium (komputer, akuntansi, bahasa, dan lain-lain), studio dan perpustakaan yang dimiliki.
Sering kali, kunci menuju pendidikan yang baik adalah keberadaan orang dewasa yang penuh perhatian. Lebih bagus lagi adalah satu atau kedua orang-tua anak itu yang berperan aktif untuk pendidikan sang anak. Orang tua harus menunjukkan sikap mendukung dan sangat terlibat dalam pendidikan anak-anak. Bahkan orang-tua harus cukup sering berinteraksi dengan lembaga pendidikan dalam hal ini adalah para pengajar di sekolah untuk memantau perkembangan anaknya.
Apa saja yang perlu dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan prestasi anak di sekolah? Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang-tua agar anaknya dapat berprestasi di sekolah antara lain sebagai berikut.
1.   Dukungan orang tua
2.   Kerja sama dengan para guru di sekolah
3.   Sediakan waktu cukup banyak dengan anak Anda
4.   Awasi kegiatan belajar di rumah
5.   Ajari anak bertanggung jawab di rumah
6.   Praktekkan disiplin dengan tegas namun penuh cinta
7.   Jaga kesehatan anak agar berprestasi
8.   Dan, jadilah teman terbaiknya
Beberapa peneliti mencatat bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak di sekolah berpengaruh positif pada hal-hal berikut.
Ø  Membantu penumbuhan rasa percaya diri dan penghargaan pada diri sendiri
Ø  Meningkatkan capaian prestasi akademik
Ø  Meningkatkan hubungan orang tua-anak
Ø  Membantu orang tua bersikap positif terhadap sekolah
Ø  Menjadikan orang tua memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap proses pembelajaran di sekolah
Pihak sekolah dapat menyiapkan beberapa metoda untuk dapat melibatkan orang tua pada pendidikan anak, diantaranya dengan:
Ø  Acara pertemuan guru-orang tua
Ø  Komunikasi tertulis guru-orang tua
Ø  Meminta orang tua memeriksa dan menandatangani PR
Ø  Mendukung tumbuhnya forum orang tua murid yang aktif diikuti para orang tua
Ø  Kegiatan rumah yang melibatkan orang tua dengan anak dikombinasikan dengan kunjungan guru ke rumah
Ø  Terus membuka hubungan komunikasi (telepon, sms, e-mail, portal interaktif dll)
Ø  Dorongan agar orang tua aktif berkomunikasi dengan anak
Diantara teori pendidikan menyebutkan sebuah paradigma tripartite (tiga pusat pendidikan), yang menempatkan sekolah, keluarga dan masyarakat sebagai tiga elemen yang tidak terpisahkan dalam proses pendidikan [5]. Dari ketiga elemen tripartite itu, keluarga merupakan fokus utama yang harus mendapat perhatian lebih, karena anak lebih banyak berada di rumah.
Cara Efektif Membangun Jiwa Anak
Sesungguhnya tugas utama pendidikan anak adalah membangun jiwa mereka agar siap menerima berbagai pelajaran dan kelak mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh demi kebaikan sesama. Ustadz Muhammad mengupas pengarahan Nabi Muhammad saw dalam membangun jiwa anak, sebagai berikut.
Ø  Menemani anak
Persahabatan punya pengaruh besar dalam jiwa anak. Teman adalah cermin bagi temannya yang lain. Satu sama lain saling belajar dan mengajar. Rasulullah saw berteman dengan anak-anak hampir di setiap kesempatan. Kadang-kadang menemani Ibnu ’Abbas berjalan, pada waktu lain menemani anak paman beliau, Ja’far. Juga menemani Anas. Begitulah Rasulullah berteman dengan anak-anak tanpa canggung dan tidak merasa terhina.
Ø  Menggembirakan hati anak
Kegembiraan punya kesan mengagumkan dalam jiwa anak. Sebagai tunas muda yang masih bersih, anak-anak menyukai kegembiraan. Bahkan orang tua merasakan kegembiraan dengan riangnya mereka. Oleh karena itu, Rasulullah saw selalu membuat anak-anak bergembira, antara lain dengan cara:
Ø  Menyambut anak dengan baik
Ø  Mencium dan mencandai anak
Ø  Mengusap kepala mereka
Ø  Menggendong dan memangku mereka
Ø  Menghidangkan makanan yang baik
Ø  Makan bersama mereka
Ø  Membangun kompetisi sehat dan memberi imbalan kepada pemenangnya
Umumnya manusia, apalagi anak-anak, suka berlomba. Rasulullah pun suka membuat anak-anak berlomba, misalnya ketika beliau membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan anak-anak ‘Abbas lainnya, lalu bersabda, “Siapa yang mampu membalap saya, dia bakal dapat ini dan itu …” Maka mereka pun berlomba membalap Rasulullah saw sehingga berjatuhan di atas dada dan punggung beliau. Setelah itu mereka diciumi dan dipegangi oleh beliau.
Ø  Memberi pujian
Pujian punya pengaruh penting dalam diri anak, sebab dapat menggerakkan perasaan dan emosinya sehingga cepat memperbaiki kesalahannya. Mereka bahkan menunggu-nunggu dan mendambakan pujian.
Ø  Bercanda dan bersenda gurau
Canda dan senda gurau akan membantu perkembangan jiwa anak dan melahirkan potensinya yang terpendam. Rasulullah saw menyerukan, “Barangsiapa punya anak kecil hendaklah diajak bersenda gurau!” (h.r. Ibnu Asakir)
Ø  Membangun kepercayaan diri anak
Ini dilakukan dalam bentuk:
v  Mendukung kekuatan ‘azzam pada anak, misalnya melatih menjaga rahasia dan membiasakan anak berpuasa
v  Membangun kepercayaan sosial
v  Membangun kepercayaan ilmiah
v  Membangun kepercayaan ekonomi dan perdagangan
Ø  Memanggil dengan panggilan yang baik
Bermacam-macam cara Rasulullah saw memanggil anak, tujuannya untuk menarik perhatian dan membuat anak siap mendengar apa yang hendak dipesankan. Panggilan ini misalnya “nughair” atau si burung pipit, “ghulam” yang berarti anak, atau “wahai anakku”. Sementara para sahabat memanggil anak-anak dengan “wahai anak saudaraku”.
Ø  Memenuhi keinginan anak
Adakalanya orang tua harus memenuhi permintaan anak. Ini juga merupakan cara efektif untuk menumbuhkan emosinya dan menambat jiwanya terhadap orang tua. “Sesungguhnya barangsiapa berusaha menyenangkan hati anak keturunannya sehingga menjadi senang, Allah akan membuatnya merasa senang sehingga di akhirat ia benar-benar akan merasa senang.” (h.r. Ibnu Asakir)
Ø  Bimbingan terus-menerus
Anak, sebagaimana manusia lazimnya, sering salah dan lupa. Dibanding semua makhluk lain, masa anak-anak manusia adalah yang paling panjang. Ini semua kehendak Allah, agar cukup sebagai waktu untuk mempersiapkan diri menerima taklif  (kewajiban memikul syariat). Orang tua harus secara telaten membimbing anak pada masa kanak-kanaknya. Ibnu Mas’ud berkata, “Biasakanlah mereka (anak-anak) dengan kebaikan, karena kebaikan itulah yang akan menjadi adat (kebiasaannya).”
Ø  Bertahap dalam pengajaran
Contohnya pada saat mendidik anak untuk shalat. “Perintahkan anakmu untuk shalat ketika berusia tujuh tahun dan pukullah mereka (jika enggan shalat) ketika berumur sepuluh tahun.” (h.r. Abu Dawud)
Ø  Imbalan dan ancaman
Cara ini tidak kalah pentingnya dalam membangun jiwa. Rasulullah saw juga menggunakan cara ini dalam pendidikan. Contohnya untuk membuat anak berbakti kepada orang tua, beliau menyebutkan besarnya pahala berbakti kepada orang tua dan besarnya ancaman begi mereka yang durhaka kepada orang tua.
Catatan Penutup
Pendidikan anak pada hakikatnya adalah tanggung jawab para orang tua. Oleh karena itu keterlibatan orang tua dalam mendukung sukses anak menuntut ilmu di sekolah merupakan kewajiban. Untuk menjadi pendidik yang baik, orang tua mesti menghiasi dirinya dengan keshalihan. Peran penting orang tua adalah membangun dan menyempurnakan kepribadian dan akhlak mulia pada anak. Untuk itu perlu sikap-sikap pendidik seperti sabar, lembut, dan kasih sayang.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Hanya 144.000 Orang Kristen yang masuk Surga

Pernahkah anda mendengar propaganda misionaris yang mengatakan :
“barang siapa percaya akan Yesus kristus, maka ia akan masuk sorga ”
Yang dimaksud ialah, barang siapa mengakui Yesus mati disalib untuk menebus dosa manusia dan mengakui Yesus sebagai Tuhan maka ia akan masuk sorga, dan barang siapa mau dibaptis untuk menjadi pengikut Yesus maka ia akan terselamatkan dan akan masuk dalam kerajaan sorga.
Padahal Yesus sendiri, sama sekali tidak pernah disalib dan belum mati, baik dari dalil-dalil yang ada dalam Al-Qur’an maupun dalam Alkitab, dan Yesus juga sama sekali tidak pernah mengaku sebagai Tuhan, dia justru mengaku sebagai manusia utusan Allah SWT, dalil-dalil tersebut berpuluh-puluh jumlahnya baik dalam Al-Qur’an maupun dalam Alkitab.
Tetapi dalam pembahasan ini, kami tidak akan menyinggung tentang dogma-dogma tersebut, kami ingin mengkaji bahwa dalam Alkitab disebutkan pengikut Yesus yang akan masuk sorga hanyalah 144.000 orang saja, itupun hanya dari orang-orang Israel saja, selain dari orang-orang Israel tentu Yesus tidak mau bertanggung jawab. Ini menurut Alkitab.
Melihat angka hanya 144.000 yang akan masuk sorga dari pengikut Yesus tentu memberikan tanda tanya besar, bagaimana dengan orang-orang Kristen yang jumlahnya dua milyard lebih di dunia saat ini. Apakah mereka akan masuk sorga ? seperti keyakinan mereka ?
Menurut Alkitab, yaitu kitab yang mereka bawa-bawa tiap minggu ke gereja, tidak ada satupun pintu sorga yang akan menerima mereka, 12 pintu sorga yang dikisahkan dalam Alkitab hanya diperuntukkan bagi 12 suku Israel, karena pintu-pintu itu telah bertuliskan nama-nama 12 suku Israel, jadi bagaimana nasib pengikut-pengikut Yesus dari luar suku Israel yang tentu saja berharap masuk surga ?
Pada akhir tulisan kita kutipkan ulasan majalah TEMPO ediri 3 Juli 2005, yang mengulas keyakinan orang-orang Kristen Advent yang menyatakan : “UMAT ISLAM ADALAH GOLONGAN YANG DITERIMA TUHAN”
Yesus Hanya Untuk Orang Israel
Al-Qur’an mengisahkan Nabi Isa as pernah berkata kepada kaumnya bani Israel :
"Hai bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu” QS. 61:6
Seruan nabi Isa as ini menegaskan bahwa nabi Isa as diutus Allah SWT hanyalah untuk orang Israel, nabi Isa as tidak pernah mengatakan :
“Hai manusia“, yang menunjukkan nabi Isa as tidak diutus untuk seluruh manusia.
Ternyata pernyataan Al-Qur’an tersebut didukung oleh kenyataan sejarah nabi Isa as (Yesus) yang hanya memiliki umat dari orang-orang Israel saja, pengikut Yesus tak ada satupun yang berasal dari orang-orang non Israel. Bukan saja sejarah yang mendukung pernyataan Al-Qur’an tersebut, tetapi banyak sekali ayat-ayat dalam Bible/Alkitab yang juga mendukung pernyataan Al-Qur’an tersebut :
Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Injil Matius 15:24
Bahkan Alkitab mengisahkan Yesus hanya mau mendo’akan orang-orang Israel saja, orang-orang diluar Israel Yesus tidak mau mendo’akan :
Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan Kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu Injil Yohanes 17:9
yang dimaksud ‘mereka’ dalam ayat tersebut ada-lah orang-orang Bani Israel, dan yang dimaksud Yesus tidak berdo’a untuk dunia adalah Yesus tidak mau mendo’akan orang-orang non Israel, tentu saja Yesus hanya memimpin dan mengembalakan domba-domba yang tersesat dari kalangan bani Israel.
Sebelum Yesus dilahirkan oleh Maria (Islam : Maryam), telah ada nubuat yang menyatakan bahwa Maria akan melahirkan seorang anak yang kelak akan menyelamatkan orang-orang Israel.
“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Injil Matius 1:21
yang dimaksud umatnya adalah orang-orang Israel saja, bukan orang Cina, bukan orang Amerika, bukan orang Indonesia yang akan diselamatkan oleh Yesus. Yesus memang hanya untuk Israel.
HANYA 144.000 YANG MASUK SYURGA
Al-Qur’an menyebutkan bahwa Israel terdiri dari dua belas suku :
Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar QS. 7:160
Dalam Alkitab juga disebutkanbahwa Israel terbagi menjadi 12 suku :
Itulah semuanya suku Israel, dua belas jumlahnya… Kejadian 49:28
Dalam Alkitab disebutkan Yesus memilih dua belas murid yang diambil dari dua belas suku Israel untuk membantu dakwanya :
Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia. Injil Matius 10:2-4
Yesus dan murid-muridnya berdakwah hanya untuk dua belas suku Israel ini saja, Yesus melarang murid-nuridnya untuk berdakwa kepada orang-orang selain bangsa Israel :
Ke duabelas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israil. Injil Matius 10:5-6
Bahkan ada nubuat, kelak setelah hari kiamat yaitu hari penghakiman, dua belas murid Yesus tersebut ikut bersama-sama Yesus menghakimi dua belas suku Israel :
.. sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Injil Matius 19:28
Jadi Yesus hanya menghakimi orang-orang dari Israel saja, Yesus tidak bertanggung jawab terhadap orang-orang non Israel di seluruh dunia ini.
Menurut Alkitab, hanya 144.000 orang yang akan masuk syurga :
Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel. Wahyu 7:4
Dari 144.000 orang yang dijamin masuk syurga tersebut adalah dari dua belas suku Israel yang masing-masing suku mendapat jatah 12.000 :
Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan,
dari suku Ruben dua belas ribu,
dari suku Gad dua belas ribu,
dari suku Asyer dua belas ribu,
dari suku Naftali dua belas ribu,
dari suku Manasye dua belas ribu,
dari suku Simeon dua belas ribu,
dari suku Lewi dua belas ribu,
dari suku Isakhar dua belas ribu,
dari suku Zebulon dua belas ribu,
dari suku Yusuf dua belas ribu,
dari suku Benyamin dua belas ribu.
Wahyu 7:5-8
Dua belas suku Israel tersebut adalah definisi secara lahiriah, memang betul-betul orang Israel secara fisik, bukan Israel secara Rohani. Jadi menurut ayat tersebut, orang-orang non Israel tidak ada jaminan masuk syurga. Dalam ayat yang lain disebutkan bahwa pintu syurga yang tersedia, sudah tertulis nama-nama suku Israel :
Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua be-las malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel, Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang. Wahyu 21:12-13
Untuk orang-orang non Israel, Amerika, Cina, Indonesia, dan lain sebagainya, Alkitab tidak menyebutkan adanya pintu syurga bagi mereka. Tentu untuk masuk syurga, haruslah dengan dalil yang bersumber dari yang menciptakan syurga itu sendiri.
Alkitab justru memberikan keterangan seba-liknya, bahwa Yesus diutus hanya untuk menye-lamatkan orang-orang Israel saja :
Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Kisah Para Rasul 13:23
Dalil-dalil alkitab ini, sungguh bertentangan dengan kenyataan agama Kristen yang menyebar keseluruh dunia, menurut ayat-ayat Alkitab tersebut di atas, Yesus tidak akan menerima iman dari orang-orang non Israel, artinya iman-iman orang Kristen seluruh dunia, akan tertolak dengan sendirinya oleh Yesus. Namun, akhirnya kembali pada keyakinan masing-masing orang, kita hanya berkewajiban mendakwakan kebenaran hakiki. Namun, tentu kita tidak akan rela bila saudara-saudara kita yang miskin terintimidasi ke dalam agama mereka.
Pintu Syurga, Hanya Melalui Islam
Allah SWT menyatakan bahwa Muhammad saw adalah seorang utusan bagi seluruh alam :
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (men-jadi) rahmat bagi semesta alam QS. 21:107
Allah SWT menegaskan lagi, bahwa risalah yang dibawa beliau SAW adalah untuk seluruh alam :
Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. QS. 38:87
Sehingga tidak mengherankan bila seruan-seruan dalam Al-Qur’an dimulai dengan seruan “hai manusia” atau “Hai bani Adam” yang menunjukkan keu-niversalan sifat orang-orang yang diseru.
Dalam Alkitab, Yesus memberitakan tentang Islam dan memerintahkan umatnya untuk bertobat .
Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat! Injil Matius 4:17
Yang dimaksud kerajaan syurga adalah agama Islam yang di bawa nabi Muhammad saw, hal ini diperkuat dengan ayat berikut ini :
….Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu Injil Matius 21:43
Semua dalil-dalil tersebut sangat bersesuaian, bahwa untuk dapat masuk syurga, jalan satu-satunya hanyalah dengan masuk agama Islam. Mari kita susun kembali fakta-fakta tersebut di atas :
1. Risalah Yesus hanya untuk orang Israel
2. Hanya 144.000 pengikut Yesus yang masuk syurga.
3. Pintu syurga melalui ajaran Yesus hanyalah bagi dua belas suku Israel.
4. Yesus memerintahkan untuk mengikuti agama Muhammad saw.
5. Agama Islam adalah Rahmatan Lil Alamin.
Dan Allah SWT menegaskan dalam firmanNYA :
Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi. QS. 3:85
Orang-orang Kristen yang mau menggunakan akal sehatnya, tentu akan mengetahui kebenaran secara nyata, seperti sebagian orang-orang Kristen Advent yang telah menyatakan bahwa umat Islamlah yang akan diterima Allah SWT. Berikut ini kutipan kesaksian Kristen Advent yang menyatakan : “Umat Islam-lah Golongan Yang Diterima Tuhan”
GEREJA YANG NYARIS BERTAUHID
Seorang jemaat Kristen Advent mewartakan ajaran “Islam Hanif”, pendeta dan umat Advent terbelah.
Sekitar 500 jemaat Kristen Advent tiga pekan lalu berkumpul di ruang pertemuan gedung Argo Pantes di jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Beberapa saat setelah mereka menyenandungkan lagu-lagu rohani, seorang lelaki naik mimbar, namanya Robert P. Walean. Dengan menggunakan perangkat FOCUS, ia mempresentasikan apa yang ia sebut dengan “Islam Hanif”. Dengan lantang iapun berfatwa, “Alkitab dengan Al-Qur’an me-nunjukkan bahwa Islam-Hanif adalah ajaran yang diterima Allah”

Lelaki kelahiran Manado 67 tahun silam itu ti-dak sedang bercanda. Setelah tiga tahun meneliti Alkitab dan Al-Qur’an, ia mengaku menemu-kan ajaran Islam-Hanif. Penemuan ini bermula ketika Robert bangkrut sebagai eksportir furnitu-re. Sejak itu, sarjana ekonomi dari perguruan tinggi swasta di Jakarta itu banting setir, “Saya tak ingin mengejar dunia lagi. Lebih baik mengurus akhirat,” katanya.

Ia lalu mendirikan Last Event Duty Institute, sebuah lembaga penelitian Alkitab dan Al-Qur-’an, di rumahnya, kawasan Koja, Jakarta Utara. Setelah sekitar tiga tahunbersama sejumlah pendeta Advent membolak-balik dua kitab suci tersebut, akhirnya ia menemukan sebuah firman dalam Yesaya 60:7, “Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba nebayot tersedia untuk ibadahmu, sebagai korban yang berkenan kepada-KU, dan AKU akan menyemarakkan rumah keagungan-KU…”

Dari ayat inilah Robert yakin, umat Islam adalah golongan yang diterima Tuhan. Sebab, dalam pandangan Kristen, orang Kedar dan Nebayot adalah keturunan nabi Ibrahim dari garis Ismail yang menganut Islam, tetapi ia belum memiliki nama aliran yang barusan ia temukan. Setelah berhari-hari melototi isi Al-Qur’an, ia berhenti pada surat 16:123. "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dari sinilah kemudian ia mengusung nama “Islam-Hanif”, Islam yang lurus.

Bagaimana pandangan syariat selengkapnya ?

Robert punya jawaban singkat :

“Semua perilaku Nabi Ibrahin dan Muhammad saw adalah Islam Hanif.” Tapi, itu tak berarti sama persis seperti Islam, sebab hari suci dalam Islam Hanif versi Robert bukanlah Jum’at, melainkan Sabtu alias Sabath, sebagaimana juga dalam Kristen Advent.

Gampang diduga, ajaran Robert menuai pro dan kontra, bahkan juga di kalangan Kristen Advent sendiri. Menurut Tri Djoko Soewarso MA, Direktur Komunikasi Gereja Kristen Advent Indonesia Barat, pendeta Kristen Advent terbelah dua. Begitu pula sekitar 400 ribu pemeluk Advent di Indonesia, sebagian mendukung, sebagian menolak. Walau begitu, gereja Advent tidak melarang aktivitas Robert di gereja dan pertemuan jemaatnya. “Pak Robert mencoba mewartakan ajaran Tuhan menurut versinya,” ujarnya.

Dukungan bagi Robert umumnya datang dari kelompok pendeta yang “berpikiran maju.” Pendeta L. Situmorang dari gereja Masehi Hari Ketujuh di Jalan Dr. Saharjo, jakarta Pusat, misalnya, menyambut ajaran Robert secara terbuka. Ia menulis pernyataan resmi tertanggal 23-1-05 yang isinya membenarkan hasil kajian Robert. Salah satu butir penting dalam surat bermeterai itu langsung menohok ke Jantung Teologi Kristen:

“mengakui Muhammad adalah utusan Allah, Robert sendiri mengaku telah memiliki pengikut sekitar 500 orang “.
Kini, sehari-hari Robert aktif mewartakan “Islam Hanif” ke pelbagai penjuru negeri. Jadwal hariannya berkisar pada kegiatan gereja, pertemuan jemaat, termasuk berbagai seminar di dalam dan di luar negeri. Dan ia sama sekali tak menghiraukan cemooh dan penolakan. Toh, katanya, ”Semua nabi awalnya juga ditolak oleh umatnya”

Maka, Jika ke-hanif-an Robert diteruskan, bukan tak mungkin ia akan sampai pada ajaran tauhid. Apalagi jika ia merenungkan surat 3:67: “Ibrahim bukanlah seorang Yahudi atau Nasrani, melainkan seorang hanif dan Muslim”.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gerakan Sholat Bermanfaat Untuk Kesehatan Tubuh

eramuslim – Sholat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tapi juga gerakan-gerakan salat adalah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan
dari sudut medis, sholat adalah gudang obat dari berbagai jenis penyakit. Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaannya, khususnya manusia. Gerakan-gerakan di dalam salat pun mempunyai manfaat masingmasing. Misalnya:
Takbiratul Ihram:, berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah,
getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
Ruku‘:, Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaat, Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
I’tidal:, Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga. Manfaat: i’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
Sujud:, Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Duduk:,Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaatnya, saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
Salam:, Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Manfaatnya untuk relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
Gerakan sujud dalam sholat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.
Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Bahwa darah tidak akan memasuki urat syaraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang bersembahyang yakni ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti kadar salat waktu yang diwajibkan oleh Islam. Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakangerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan sholat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan. Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya. Masih dalam posisi sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam sholat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
Pada dasarnya, seluruh gerakan sholat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar. Yang menarik, menurut penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul “Pengaruh Sholat Tahajjud terhadap Peningkatan Perubahan Respons Ketahan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Siko Neuroimunologi” dengan desertasi itu, Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang dipertahannkanya beberapa waktu lalu.
Salat tahajud ternyata bukan hanya sekadar salat tambahan (sunnah muakkad) tapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis sholat ini menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imonolagi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfositnya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulanggi masalah yang dihadapi.
Selama ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol. Parameternya, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah kotrisol pada pagi hari normalnya anatra 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari atau setelah pukul 00:00 normalnya antara 69-345 nmol/liter. “Kalau jumlah hormon kotrisolnya normal, bisa didindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu sebaliknya, ujarnya seraya menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin. Menurut DR. Sholeh. Orang stes itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infkesi. Dengan tahajjud yang dialakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serata tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan teknik medis menunjukkan, salat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahan tubuh yang baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CITRA CINTA

Dihiasi alam manusiawi
Dengan cinta sebagai rahmat-Nya

Agar dapat hidup berkasih-sayang
Laki-laki dan perempuan
Agar dapat mengembangkan keturunan
Demi penerus perjuangan

Begitulah Tuhan meletakkan
Nilai cinta dalam kesucian

Jadi janganlah kau menyalahgunakan
Sebagai pemuas nafsu syetan
Dan juga janganlah cinta kaujadikan
Alat pembuat kerusakan

Bila datang rasa cinta
Hati-hati dan waspada
Jaga, pelihara, serta kuasailah

Sehingga sampai waktunya
Halal bagimu berdua
Bila biduk cinta tiba di titik nikah

Banyak sudah tunas-tunas muda
Berguguran sebelum berkembang

Korban dari nafsu birahi durjana
Yang mengatasnamakan cinta
Janganlah kau menodai citra cinta
Yang memang suci dan mulia

Syukurilah anugerah cinta
Pelihara nilai citra cinta

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berkurban, Berkorban, dan Berqurban


IDUL ADHA -biasa juga disebut Idul Kurban, Hari Raya Adha, Hari Raya Haji, atau Hari Raya Besar- seperti kita ketahui, adalah hari raya Islam, kembaran Idul Fitri. Ketika Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah, di negeri hijrah itu telah ada tradisi semacam perayaan tahunan, satu tahun dua kali, yang disebut Mahrajan. Oleh Kanjeng Nabi, kedua perayaan itu diusulkan diganti dengan yang lebih baik. Itulah Idul Adha dan Idul Fitri.
Jadi, dari sudut perayaannya, kedua hari raya itu memang boleh dikata merupakan semacam "pesta rakyat". Hari gembira umat Islam. Tapi, dasar orang Indonesia, kedua hari bahagia itu di sini malah sering dijadikan pasal pertengkaran juga. Biasa, gara-gara fanatisme kelompok. Tabiat khas orang Indonesia dan kaum jahiliyah!

Adha, Haji, atau Kurban, semuanya berasal dari bahasa Quran. Adh-ha yang berarti kurban (jangan kacaukan dengan korban pakai ’o’! Maknanya lain!) karena pada hari itu umat Islam merayakannya dengan menyembelih ternak sebagai tanda bakti dan taat kepada Allah. Sedangkan Qurban bisa berarti pendekatan. Tentu saja pendekatan kepada Al-Khaliq, Allah Azza wa Jalla. Kita sering mengistilahkannya dengan taqarrub, mendekat-dekat atau berusaha dekat kepada-Nya. Karena itu, sejak 1 Dzulhijjah, kita dianjurkan memperbanyak amalan-amalan ibadah seperti puasa, bersembahyang, bersilaturahmi, dan berzikir, mengagungkan Allah.

Di saat-saat Idul Adha seperti ini, biasanya umat Islam -"baru"- teringat kepada Bapak para Nabi, Khalilullah Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail -alaihimus salaam! Mereka yang teringat pun banyak yang tidak sempat merenungkan keagungan pengorbanan kedua nabi itu, apalagi sambil membandingkan kesiapan berkorban diri sendiri.

Bayangkan. Nabi Ibrahim sudah lama sekali ingin mempunyai keturunan yang dapat melanjutkan perjuangannya. Baru setelah sangat sepuh beliau dikaruniai Ismail. Tempatkan diri Anda di tempat beliau dan rasakan, betapa gembira dan bahagianya. Lalu, tiba-tiba setelah si anak ketok moto (membanggakan dipandang, Red), seperti sudah kita ketahui, Allah memerintahkan untuk menyembelihnya.

Bagi umumnya kita, kehilangan anak saja sudah merupakan malapetaka, apa pula dengan menghilangkan anak yang nota bene sudah lama didambakan dan diidam-idamkan. Adakah keikhlasan berkorban demi kekasih yang sehebat dan seagung itu?

Ya, ada. Yaitu, keikhlasan berkorban sang putra, Ismail, yang dengan ketulusan luar biasa menyerahkan nyawanya demi Sang Kekasih yang sama. Dua hamba Allah telah membuktikan cinta mereka yang agung dengan pengorbanan yang agung. Anak, belahan jiwa, dan nyawa sendiri! Allahu Akbar!

Keduanya telah membuktikan bahwa pernyataan mereka tulus, bukan pernyataan kosong yang hanya sebagai kembang lambe (pemanis bibir). Mereka benar-benar memurnikan kepasrahan hanya kepada Allah. Mengakui dan menyadari bahwa pemilihan hakiki hanya pada Allah. Bahwa semuanya, tanpa kecuali, adalah milik Allah, tak berbagi dengan siapa pun, termasuk dengan diri sendiri.

Inna shalaati wanusuki wamahyaaya wa mamaati lillahi Rabbil ’aalamien; laa syarieka lahu wa bidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimien. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, matiku, semata-mata milik Allah Tuhan sekalian alam; tak ada seorang pun yang ikut bersama-Nya memiliki. Untuk itulah aku diperintahkan dan aku adalah orang pertama yang menerima, yang pasrah, yang Islam!

Maka, sudah sepatutnyalah kedua nabi agung itu mendapatkan tempat terdekat di sisi-Nya sebagai kekasih-kekasih-Nya.

Sekarang kita, yang setiap saat juga berikrar seperti Nabi Ibrahim AS, Inna shalaati wanusuki… dan seterusnya. Jangan tanya tentang apakah kita sudah mampu melepas "kepemilikan" dari diri kita sendiri dan menisbatkannya hanya kepada Allah? Tanya saja, apakah kita sudah dapat menghilangkan rasa sayang melepas sebagian "milik" kita demi Allah?

Membeli kambing untuk kurban -meniru Nabi Ibrahim AS- saja, kita membelinya ngloloni pada bulan-bulan sebelum mendekati Dzulhijjah untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Jika sedang di masjid, ketemu "kotak amal", kalaupun kita membuka dompet, maka yang kita cari untuk kita masukkan ke dalamnya adalah pecahan yang terkecil. Ketika dekat Baitullah, rumah Allah, saja kita tak sudi berkorban sedikit tempat atau sedikit kesempatan kepada sesama hamba Allah.

Kita memilih berkelahi dengan sesama saudara -yang dilarang Allah- daripada, misalnya, mengikhlaskan sedikit tempat di maqam mustajab atau sedikit kesempatan mencium Hajar Aswad kepada sudara kita. Padahal, kita hafal sabda Nabi Muhammad SAW, "Laa yu’minu ahadukum hattaa yuhibba li akhiihi maa yuhibbu linafsihi." (Tidak sempurna iman salah seorang di antara kamu sebelum dia menyukai untuk saudaranya sebagaimana dia menyukai untuk dirinya sendiri).

Setiap saat kita terus dituntun kehidupan yang serba material untuk semakin menjadi orang yang kemilikan. Jangankan apa yang kita anggap milik kita sendiri, "milik" orang pun, kalau bisa, ingin kita kuasai untuk kita sayangi. Bahkan, kehidupan yang serba material itu, tanpa sepenuhnya kita sadari, telah menyeret kita kepada mencintai diri sendiri yang berlebihan.

Maka, dalam kondisi seperti itu, berkorban tentu merupakan sesuatu yang sangat berat, bahkan mungkin ganjil. Lihatlah mereka yang suka berkoar-koar seolah paling nasionalis atau paling patriot, untuk sedikit berkorban bagi rakyatnya sendiri pun seperti disuruh njegur sumur (terjun ke dalam sumur). Apalagi berkorban untuk Allah yang memerlukan pengenalan kepada-Nya.

Bahkan, karena kurang pengenalan ini, justru Allah-lah yang sering di-"korban"-kan. Masya Allah. Karena tidak tahu bahwa Allah menghendaki semuanya mendekati-Nya, maka baru merasa memiliki Allah saja, sudah merasa paling dekat kepada-Nya dan tidak suka bila ada orang lain berusaha ikut mendekati-Nya.

Karena tidak tahu bahwa Allah menghendaki dan memfitrikan perbedaan, maka baru "memiliki" keyakinan yang belum tentu benar saja (karena yang mutlak pasti benar hanya Allah), sudah mentang-mentang melarang orang lain "memiliki" keyakinan sendiri. Karena tidak tahu bahwa Allah menghendaki manusia hidup harus saling menghargai, maka baru "memiliki" pengetahuan sedikit saja sudah tidak sudi mengorbankan waktu untuk mendengarkan orang lain. Baru memiliki kekuasaan sedikit saja, sudah marah diminta berkorban untuk mendengarkan dan mencerna kritikan.

Semoga tahun ini kita dapat merayakan Idul Adha dengan mengagung Allah. Bagi yang mampu, dapat berkurban (dengan ’u’) dengan semangat berkorban (dengan ’o’) dan menghayati maknanya bagi upaya ber-qurban, mendekatkan diri kepada Allah. Taqabbalallahu minnaa wa minkum! Taqabbal ya Kariem!

Berku(o)rban
 
Agar Anda diterima menjadi PNS, berapa Anda mau mengorbankan biaya, tenaga, dan materi? Agar Anda bisa ikut menjadi calon lurah, berapa Anda berani mengorbankan biaya? Bila sudah menjadi calun, agar terpilih, pastilah Anda akan lebih banyak lagi bersedia berkorban. Agar masuk daftar caleg nomor jadi, atau dipilih sebagai anggota DPD, berapa Anda berani berkorban harta dan tenaga? Agar Anda bisa menjadi calon presiden…

Dalam rangka agar anak Anda menjadi "orang", berapa Anda ikhlas berkorban? Untuk menyelamatkan nyawa kekasih Anda -suami, istri, anak, dlsb-, berapa Anda berani mengorbankan milik Anda? Untuk menyelamatkan nyawa atau sekadar kepentingan diri Anda sendiri, berapa Anda bersedia mengorbankan apa yang Anda punyai? Insya Allah, Anda akan menjawab spontan: "Aku bersedia mengorbankan segalanya!"
Selain adanya kecintaan, berkorban -sebagaimana bersyukur- memang memerlukan pemahaman dan kesadaran untuk apa kita berkorban -atau atas apa kita bersyukur. Orang yang mencintai jabatan; jabatan legislatif, misalnya, dan -atau karena- "memahami dan menyadari" betapa enaknya menjadi anggota DPR, tentu berbeda dengan mereka yang sama sekali tidak "cinta" atau "tidak paham" jabatan. Itulah sebabnya -wallahu a’lam-, banyak caleg yang itu-itu juga yang tampak dalam deretan "nomor topi". Mereka yang tidak "cinta" dan tidak memahami akan terheran-heran menyaksikan semangat berkorban yang begitu menggebu-gebu dari para caleg. Bukan hanya tenaga, pikiran, dan harta; bahkan persaudaraan pun sering dengan enteng mereka korbankan.

Seukur kecintaan dan pemahaman atau kesadaran itulah, besar kecilnya pengorbanan rela dipersembahkan. Orang yang hanya mencintai diri sendiri atau hanya memahami dan menyadari pentingnya diri sendiri tentu tidak dapat kita bayangkan bersedia mengorbankan sesuatu untuk yang lain. Orang yang tidak mencintai negara dan bangsanya atau tidak memahami dan menyadari pentingnya hal itu jangan harapkan mau berkorban untuk negara dan bangsanya. (Dan masya Allah, ternyata cukup banyak orang yang seperti ini, bukan? Banyak sekali orang yang merasa hidup di awang-awang sendiri, terlepas dari kaitan dengan negara dan bangsanya. Negara dan bangsa hanya dianggap perlu bagi urusan orasi dan agitasi. Banyak yang ingin senang sendiri; padahal jika dipikir, apa enaknya senang sendiri di negara yang terpuruk dan di tengah-tengah bangsa yang menderita).

Kecintaan yang terbesar yang segera dapat dipahami dan disadari hampir semua orang pastilah kecintaan kepada diri sendiri dan anak. Untuk dan demi diri sendiri dan anak inilah, kita sering menyatakan -dan bahkan membuktikan- bersedia mengorbankan "segalanya".

Sekarang bayangkan; Nabi Ibrahim a.s. yang bersedia dengan ikhlas hati mengorbankan nyawa belahan hatinya, anaknya sendiri dan Nabi Ismail a.s. yang bersedia dengan ikhlas mengorbankan dirinya. Adakah yang lebih berharga di dunia ini melebihi nyawa anak dan diri sendiri? Sikap tulus Nabi Ibrahim dan putranya seolah menjawab dengan tegas: "Ada. Ada yang jauh lebih berharga daripada itu. Yaitu, keridhaan Allah Sang Pencipta." Pengorbanan yang luar biasa dari manusia-manusia luar biasa -oleh kecintaan yang luar biasa- demi Yang Maha Luar Biasa.
 

Kita yang mengaku juga ingin mendapatkan ridha Tuhan kita, Allah SWT, wahai, seberapa besarkah kesediaan kita berkorban untuk hal-hal yang dapat mendekatkan diri kita kepada keridhaan-Nya. Berkorban untuk sesama, untuk negara dan bangsa, untuk agama? Untuk-Nya? Kiranya, jawabnya ada pada jawaban atas pertanyaan: sebesar apakah kecintaan kita kepada-Nya dan seberapa jauh pemahaman dan kesadaran kita.
Wallahu a’lam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS