RSS

PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK

Keberhasilan pendidikan yang dijalani seorang anak, menurut Psikolog, Bibiana Dyah Cahyani, tidak terlepas dari peran orang tua. Orang tua memiliki peranan yang penting dalam menentukan dan mengarahkan sekolah yang tepat buat anaknya. Tapi bukan suatu hal yang bijak jika pendidikan sepenuhnya diserahkan hanya pada pihak sekolah saja.
”Sebagus apapun kualitas tempat anak menuntut ilmu secara formal, orang tua tetap memiliki andil yang besar apakah pendidikan yang dijalaninya berhasil atau tidak,” ungkap Psikolog yang akrab disapa Dea ini. Melihat kondisi anak yang masih labil, Dea mengungkapkan pada dasarnya anak sering mengalami kebingungan dalam memilih sekolah yang tepat. Hal ini disebabkan anak belum mampu mempertimbangkan pendidikan model apa yang terbaik buat dirinya, maka orangtua berkewajiban mencarikan pendidikan yang terbaik buat anak-anaknya. Pendidikan yang baik tentunya sesuai dengan karakteristik anak. ”Masing-masing anak mempunyai kebutuhan berbeda untuk model pendidikannya, sesuai dengan kemampuan anak sesuai dan juga kemauan anak, dalam hal ini bukan berarti orang tua boleh memaksakan kehendaknya, tapi lebih pada memberi pengertian pada si anak sekolah apa yang cocok buat dirinya, dan prospek ke depan bagaimana dan tentunya harus paham kemampuan anak bagaimana,” jelas Dea. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangan orang tua ketika memilih sekolah, buat anak-anaknya. Misalnya saja dari fasilitas sekolah yang terdiri dari ruang kelas, lapangan olahraga, fasilitas pendukung lainnya. SDM sekolah, guru, kepala sekolah, kurikulum yang ditawarkan lokasi, dan tentu saja biaya yang dibutuhkan. ”Semakin hari biaya pendidikan semakin mahal, demikian juga penawaran berbagai model pendidikan yang harus diseleksi sesuai dengan kemampuan dan kemauan anak,” paparnya. Tapi yang pasti, menurut Dea, sebagus apapun fasilitas pendidikan dimana anak bersekolah, bukan berarti orang tua lepas tangan dan menyerahkan sepenuhnya pada orang tuanya. ”Justru pendidikan sebenarnya diperoleh anak melalui sosialisasi keluarga,” jelas Dea. Dalam keluarga ada beberapa hal yang menjadi poin penting yang perlu ditekankan pada anak, diantaranya pendidikan agama, pendidikan moral, life skill, bahkan sampai pendidikan formal. Pendidikan formal di rumah misalnya dengan adanya model homeschooling. Tips Pilih Sekolah
Minat: Faktor utama yang harus diketahui adalah minat anak. Mengetahui minta memudahkan memilih sekolah. Biaya: Pertimbangkan masalah biaya. Sebelum mendaftar tanya secara detil biaya apa saja yang kira-kira akan dikeluarkan sepanjang menuntaskan pendidikan. Prospek: Lihat prospek masa depan setelah lulus. Jangan hanya karena sedang trend maka memutuskan masuk sekolah itu. Cari tahu info tentang prospek masa depan dari jurusan yang diambil. Reputasi: Perhatikan pula fasilitas belajar-mengajarnya, kualitas lulusannya, dan bagaimana reputasi sekolah tersebut di kalangan pendidik. Status Akreditasi: Bila sekolah swasta pertanyakan status akreditasinya. Status akreditasi menentukan kemandirian suatu sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Jalur dan Jenjang Pendidikan: Saat ini banyak sekali program pendidikan dengan berbagai jangka waktu tempuh pendidikan. Untuk Indonesia, kita memiliki 2 jenjang jalur pendidikan yaitu jalur akademik (strata 1, 2, 3) serta jalur profesional (diploma 1, 2, 3). Jalur akademik menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan, sedangkan jalur profesional menekankan pada keahlian tertentu. Tapi ingat, harus bisa membedakan antara jalur diploma yang diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi dan jalur diploma yang diselenggarakan oleh lembaga kursus. Biasanya lembaga kursus akan menjaring siswanya dengan mengiming-imingi kata-kata 'setara' diploma 1, diploma 2 atau diploma 3. Hati-hati. Fasilitas Pendidikan: Hati-hatilah dengan tampilan fisik. Gedung megah dan ber-AC saja tidak cukup untuk menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Fasilitas utama yang harus kami ketahui dalam suatu sekolah adalah seberapa baik dan bagusnya fasilitas seperti laboratorium (komputer, akuntansi, bahasa, dan lain-lain), studio dan perpustakaan yang dimiliki.
Sering kali, kunci menuju pendidikan yang baik adalah keberadaan orang dewasa yang penuh perhatian. Lebih bagus lagi adalah satu atau kedua orang-tua anak itu yang berperan aktif untuk pendidikan sang anak. Orang tua harus menunjukkan sikap mendukung dan sangat terlibat dalam pendidikan anak-anak. Bahkan orang-tua harus cukup sering berinteraksi dengan lembaga pendidikan dalam hal ini adalah para pengajar di sekolah untuk memantau perkembangan anaknya.
Apa saja yang perlu dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan prestasi anak di sekolah? Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang-tua agar anaknya dapat berprestasi di sekolah antara lain sebagai berikut.
1.   Dukungan orang tua
2.   Kerja sama dengan para guru di sekolah
3.   Sediakan waktu cukup banyak dengan anak Anda
4.   Awasi kegiatan belajar di rumah
5.   Ajari anak bertanggung jawab di rumah
6.   Praktekkan disiplin dengan tegas namun penuh cinta
7.   Jaga kesehatan anak agar berprestasi
8.   Dan, jadilah teman terbaiknya
Beberapa peneliti mencatat bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak di sekolah berpengaruh positif pada hal-hal berikut.
Ø  Membantu penumbuhan rasa percaya diri dan penghargaan pada diri sendiri
Ø  Meningkatkan capaian prestasi akademik
Ø  Meningkatkan hubungan orang tua-anak
Ø  Membantu orang tua bersikap positif terhadap sekolah
Ø  Menjadikan orang tua memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap proses pembelajaran di sekolah
Pihak sekolah dapat menyiapkan beberapa metoda untuk dapat melibatkan orang tua pada pendidikan anak, diantaranya dengan:
Ø  Acara pertemuan guru-orang tua
Ø  Komunikasi tertulis guru-orang tua
Ø  Meminta orang tua memeriksa dan menandatangani PR
Ø  Mendukung tumbuhnya forum orang tua murid yang aktif diikuti para orang tua
Ø  Kegiatan rumah yang melibatkan orang tua dengan anak dikombinasikan dengan kunjungan guru ke rumah
Ø  Terus membuka hubungan komunikasi (telepon, sms, e-mail, portal interaktif dll)
Ø  Dorongan agar orang tua aktif berkomunikasi dengan anak
Diantara teori pendidikan menyebutkan sebuah paradigma tripartite (tiga pusat pendidikan), yang menempatkan sekolah, keluarga dan masyarakat sebagai tiga elemen yang tidak terpisahkan dalam proses pendidikan [5]. Dari ketiga elemen tripartite itu, keluarga merupakan fokus utama yang harus mendapat perhatian lebih, karena anak lebih banyak berada di rumah.
Cara Efektif Membangun Jiwa Anak
Sesungguhnya tugas utama pendidikan anak adalah membangun jiwa mereka agar siap menerima berbagai pelajaran dan kelak mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh demi kebaikan sesama. Ustadz Muhammad mengupas pengarahan Nabi Muhammad saw dalam membangun jiwa anak, sebagai berikut.
Ø  Menemani anak
Persahabatan punya pengaruh besar dalam jiwa anak. Teman adalah cermin bagi temannya yang lain. Satu sama lain saling belajar dan mengajar. Rasulullah saw berteman dengan anak-anak hampir di setiap kesempatan. Kadang-kadang menemani Ibnu ’Abbas berjalan, pada waktu lain menemani anak paman beliau, Ja’far. Juga menemani Anas. Begitulah Rasulullah berteman dengan anak-anak tanpa canggung dan tidak merasa terhina.
Ø  Menggembirakan hati anak
Kegembiraan punya kesan mengagumkan dalam jiwa anak. Sebagai tunas muda yang masih bersih, anak-anak menyukai kegembiraan. Bahkan orang tua merasakan kegembiraan dengan riangnya mereka. Oleh karena itu, Rasulullah saw selalu membuat anak-anak bergembira, antara lain dengan cara:
Ø  Menyambut anak dengan baik
Ø  Mencium dan mencandai anak
Ø  Mengusap kepala mereka
Ø  Menggendong dan memangku mereka
Ø  Menghidangkan makanan yang baik
Ø  Makan bersama mereka
Ø  Membangun kompetisi sehat dan memberi imbalan kepada pemenangnya
Umumnya manusia, apalagi anak-anak, suka berlomba. Rasulullah pun suka membuat anak-anak berlomba, misalnya ketika beliau membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan anak-anak ‘Abbas lainnya, lalu bersabda, “Siapa yang mampu membalap saya, dia bakal dapat ini dan itu …” Maka mereka pun berlomba membalap Rasulullah saw sehingga berjatuhan di atas dada dan punggung beliau. Setelah itu mereka diciumi dan dipegangi oleh beliau.
Ø  Memberi pujian
Pujian punya pengaruh penting dalam diri anak, sebab dapat menggerakkan perasaan dan emosinya sehingga cepat memperbaiki kesalahannya. Mereka bahkan menunggu-nunggu dan mendambakan pujian.
Ø  Bercanda dan bersenda gurau
Canda dan senda gurau akan membantu perkembangan jiwa anak dan melahirkan potensinya yang terpendam. Rasulullah saw menyerukan, “Barangsiapa punya anak kecil hendaklah diajak bersenda gurau!” (h.r. Ibnu Asakir)
Ø  Membangun kepercayaan diri anak
Ini dilakukan dalam bentuk:
v  Mendukung kekuatan ‘azzam pada anak, misalnya melatih menjaga rahasia dan membiasakan anak berpuasa
v  Membangun kepercayaan sosial
v  Membangun kepercayaan ilmiah
v  Membangun kepercayaan ekonomi dan perdagangan
Ø  Memanggil dengan panggilan yang baik
Bermacam-macam cara Rasulullah saw memanggil anak, tujuannya untuk menarik perhatian dan membuat anak siap mendengar apa yang hendak dipesankan. Panggilan ini misalnya “nughair” atau si burung pipit, “ghulam” yang berarti anak, atau “wahai anakku”. Sementara para sahabat memanggil anak-anak dengan “wahai anak saudaraku”.
Ø  Memenuhi keinginan anak
Adakalanya orang tua harus memenuhi permintaan anak. Ini juga merupakan cara efektif untuk menumbuhkan emosinya dan menambat jiwanya terhadap orang tua. “Sesungguhnya barangsiapa berusaha menyenangkan hati anak keturunannya sehingga menjadi senang, Allah akan membuatnya merasa senang sehingga di akhirat ia benar-benar akan merasa senang.” (h.r. Ibnu Asakir)
Ø  Bimbingan terus-menerus
Anak, sebagaimana manusia lazimnya, sering salah dan lupa. Dibanding semua makhluk lain, masa anak-anak manusia adalah yang paling panjang. Ini semua kehendak Allah, agar cukup sebagai waktu untuk mempersiapkan diri menerima taklif  (kewajiban memikul syariat). Orang tua harus secara telaten membimbing anak pada masa kanak-kanaknya. Ibnu Mas’ud berkata, “Biasakanlah mereka (anak-anak) dengan kebaikan, karena kebaikan itulah yang akan menjadi adat (kebiasaannya).”
Ø  Bertahap dalam pengajaran
Contohnya pada saat mendidik anak untuk shalat. “Perintahkan anakmu untuk shalat ketika berusia tujuh tahun dan pukullah mereka (jika enggan shalat) ketika berumur sepuluh tahun.” (h.r. Abu Dawud)
Ø  Imbalan dan ancaman
Cara ini tidak kalah pentingnya dalam membangun jiwa. Rasulullah saw juga menggunakan cara ini dalam pendidikan. Contohnya untuk membuat anak berbakti kepada orang tua, beliau menyebutkan besarnya pahala berbakti kepada orang tua dan besarnya ancaman begi mereka yang durhaka kepada orang tua.
Catatan Penutup
Pendidikan anak pada hakikatnya adalah tanggung jawab para orang tua. Oleh karena itu keterlibatan orang tua dalam mendukung sukses anak menuntut ilmu di sekolah merupakan kewajiban. Untuk menjadi pendidik yang baik, orang tua mesti menghiasi dirinya dengan keshalihan. Peran penting orang tua adalah membangun dan menyempurnakan kepribadian dan akhlak mulia pada anak. Untuk itu perlu sikap-sikap pendidik seperti sabar, lembut, dan kasih sayang.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS